Rapat Koordinasi Pembukaan Program Studi Baru Kedokteran di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 30 April 2024 - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta telah mengadakan rapat koordinasi yang penting terkait rencana pembukaan program studi baru di bidang kedokteran. Rapat tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung Saifuddin Zuhri dan dihadiri oleh 27 peserta, yang terdiri dari berbagai pihak termasuk Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil. H. Al Makin, S.Ag., M.A., beberapa dekan, dosen, serta staf universitas lainnya.
Rapat ini dimulai dengan pembukaan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil. H. Al Makin, S.Ag., M.A., yang menyatakan bahwa edaran dari Kemendikburistek mengenai percepatan pembukaan program studi kedokteran spesialis dan profesi apoteker merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh UIN Sunan Kalijaga. Beliau menegaskan bahwa universitas sudah memulai langkah awal dengan program studi biomedik dan sekarang melihat peluang yang besar untuk mendirikan program studi kedokteran.
Dr. Muhammad Fakhri Husein, S.E., M.Si., menambahkan bahwa pada tahun 2004 terdapat dana hibah dari Jepang untuk pendirian fakultas kedokteran, namun hanya UIN Jakarta yang memanfaatkan dana tersebut. Saat ini, UIN Sunan Kalijaga telah mempersiapkan berbagai persyaratan untuk pembukaan program studi baru melalui aplikasi Siaga. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) sudah menyiapkan hal-hal yang diperlukan atau syarat-syarat berkenaan dengan pendirian prodi baru atau fakultas kedokteran.
Andi, M.Sc, selaku Kepala Pusat Analisis Informasi Publikasi Insternasional dan Pemeringkatan LPM UIN Sunan Kalijaga, menjelaskan bahwa terdapat perbedaan syarat untuk pembukaan program studi kedokteran umum dan kedokteran gigi dibandingkan dengan prodi kesehatan lainnya. Salah satu syarat utama adalah kerjasama dengan rumah sakit dan ketersediaan laboratorium yang memadai.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Dra. Khurul Wardani, M.Si., menegaskan bahwa dosen yang diusulkan dalam pembentokan Prodi Kedokteran belum memenuhi syarat. Namun, universitas bisa mengusulkan dosen yang sedang menempuh pendidikan (S2 atau PDS) dengan maksimal tiga dosen yang sedang menempuh pendidikan. Dibutuhkan 26 dosen untuk pendidikan dokter, terdiri dari 14 dokter umum dan 12 dokter spesialis. Selain itu, diperlukan minimal 4 laboran untuk mendukung operasional 11 laboratorium. Ditekankan juga pentingnya kerjasama dengan lembaga kesehatan, seperti fakultas kedokteran UGM, untuk mendirikan dan mendampingi hingga lulus dokter.
Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A., menambahkan bahwa peraturan dari Inspektorat Jenderal sudah keluar, yang mencakup rekrutmen pegawai. Oleh karena itu, UIN segera memasukkan rekrutmen pegawai yang terdiri dari dokter dan programmer.
Dr. Ali Sodiq, S.Ag., M.A., menyatakan bahwa untuk mendapatkan SDM, universitas bisa merekrut pegawai sebanyak-banyaknya dan memberi mereka tugas tambahan bekerja di rumah sakit serta mengurus NIDK mereka. Selain membuka fakultas kedokteran, universitas juga harus membuka prodi-prodi di bidang fisioterapi, gizi, kebidanan, keperawatan, dan lainnya untuk mendukung masalah keuangan. Gedung SBSN bisa digunakan sebagai ruang untuk fakultas tersebut.
Dr. Abdur Rozaki, S.Ag., M.Si., menyarankan agar momentum baik ini dimanfaatkan dengan membentuk kelompok kerja (POKJA) agar agenda yang dikerjakan lebih tertata. Selain fakultas kedokteran, universitas juga bisa mengembangkan industri kesehatan dan kecantikan yang memiliki peluang besar.
Tanggapan dari Rektor, Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A., menekankan bahwa dari sisi keuangan, pembukaan prodi yang memiliki prospek keuangan baik sangat diperlukan. Beliau juga setuju dengan pembentukan POKJA dan merekrut dosen CPNS BLU yang muda dan memiliki prospek baik.
Dr. Muhammad Fakhri Husein, S.E., M.Si., menyetujui usulan Bapak Dr. Ali Sodiq mengenai jaringan kerja yang kuat yang dimiliki UIN, termasuk rumah sakit Happyland dan Harjo Lukito, serta mentor terbaik seperti Bu Titi Safitri, mantan dekan kedokteran UGM. Tantangan utama adalah memastikan kelangsungan proyek ini di tengah transisi kepemimpinan.
Rapat lanjutan disetujui dengan usulan dari Dr.Muhammad Fakhri Husein, S.E., M.Si., yang mengusulkan tim LPM dan dari pihak FST untuk mengelola personil dan prodi yang potensial dibuka. Dosen dengan latar belakang kesehatan di FST akan dimasukkan dalam tim, dan penganggaran akan dipersiapkan untuk mengundang ahli dalam pendirian prodi.
Prof. Dr. Dra. Khurul Wardani, M.Si., menyatakan bahwa rekruitmen dokter bisa dimasukkan dalam program biomedik dan mengembangkan prodi D3 dan D4 fisioterapi di fakultas kedokteran. Kebutuhan anggaran akan direncanakan dalam lingkup universitas.
Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si., menambahkan bahwa program pembukaan fakultas kedokteran telah masuk dalam skema pengembangan ortaker UIN Sunan Kalijaga sejak tahun 2021. Namun, anggaran dan persiapan harus segera ditentukan untuk mendirikan prodi kedokteran gigi sebagai langkah awal. Komunikasi dengan UIN Jambi dan UIN Walisongo juga diperlukan untuk mempercepat proses ini.
Kesimpulan dari rapat ini adalah pembentukan tim kerja LPM dan FST untuk segera menyusun daftar nama anggota yang akan diajukan kepada pimpinan universitas untuk persetujuan. Rapat ditutup oleh Dr. Muhammad Fakhri Husein, S.E., M.Si., yang menekankan pentingnya kerjasama dan koordinasi antar tim untuk mewujudkan pembukaan prodi kedokteran di UIN Sunan Kalijaga.