LPM UIN Sunan Kalijaga Lakukan Benchmarking SPMI ke UGM: Pelajari Strategi Mutu dan Reputasi Universitas

Yogyakarta, 25 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat sistem penjaminan mutu internal (SPMI), Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan kegiatan benchmarking ke Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas (SPMRU) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis, 25 Juli 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik SPMI yang telah diterapkan di UGM, khususnya dalam integrasi mutu dengan tridarma perguruan tinggi dan pengelolaan reputasi universitas.

Pembelajaran dari SPMRU UGM

Kunjungan disambut langsung oleh jajaran pimpinan SPMRU UGM, antara lain Prof. Indra, Prof. Hartanto, Dr. Widya, dan Dr. Rosi. Dalam pemaparannya, Prof. Indra menjelaskan bahwa SPMRU merupakan transformasi dari Kantor Jaminan Mutu (KJM) UGM yang kini bertugas tidak hanya menjamin mutu, tetapi juga menjaga reputasi institusi sebagai PTN-BH.

Saat ini, SPMRU UGM mengelola sistem mutu untuk 295 program studi, 50 unit kegiatan mahasiswa, dan 24 pusat studi. Lebih dari 300 auditor internal telah disiapkan untuk memastikan proses PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) berjalan optimal di setiap unit akademik.

UGM juga menekankan pentingnya integrasi mutu dalam tridarma, serta menyesuaikan perangkat mutu dengan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023. AMI (Audit Mutu Internal) dijalankan secara tahunan untuk menjaga siklus SPMI tetap aktif. “AMI menjadi salah satu syarat dasar akreditasi dan alat utama monitoring capaian program studi,” jelas Prof. Hartanto.

Diskusi dan Tantangan Bersama

Dari pihak UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dwi Agustina menyampaikan bahwa karakteristik fakultas di UIN mirip dengan UGM, yaitu memadukan rumpun keilmuan eksakta dan sosial. Oleh karena itu, pengelolaan standar mutu yang fleksibel dan adaptif sangat penting agar relevan di semua jenjang pendidikan.

UGM membagikan praktik fleksibilitas tersebut, di mana standar payung disusun di tingkat universitas kemudian dielaborasi lebih rinci oleh fakultas dan program studi sesuai konteks keilmuan masing-masing. Dalam proses AMI, indikator-indikator mutu juga dapat diperluas sesuai kebutuhan prodi.

Penguatan Sistem dan Inovasi Digital

UGM mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem digital terpusat melalui Simaster, yang lebih komprehensif dari Sister. Sistem ini mendukung pemantauan indikator kinerja hingga pelaporan capaian mutu secara real time. Selain itu, transformasi kurikulum berbasis OBE (Outcome-Based Education) telah diterapkan di seluruh prodi, dengan pendampingan intensif dari Direktorat Kurikulum dan Inovasi Akademik (DKIA) UGM sejak 2021.

“Materi apapun yang diberikan ke mahasiswa bisa di-mapping ke capaian pembelajaran. Ini memungkinkan kurikulum yang adaptif dan berbasis luaran,” terang perwakilan dari DKIA.

Penutup

Benchmarking ini menjadi langkah strategis LPM UIN Sunan Kalijaga untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola mutu akademik dan institusional. Dengan belajar dari SPMRU UGM, LPM berharap dapat memperkuat sinergi antar unit mutu internal, memperbaharui instrumen AMI, serta mengembangkan standar mutu yang kontekstual dan berdaya guna.

“Terima kasih atas keterbukaan dan wawasan berharga dari SPMRU UGM. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut dalam memperkuat budaya mutu pendidikan tinggi,” pungkas Prof. Dwi Agustina menutup pertemuan.